Kementerian ESDM Kaji Permintaan Jepang
JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita H Legowo, Kamis (31/3/2011) di Jakarta, menyatakan, Kementerian ESDM sudah menyiapkan kajian terkait permintaan Pemerintah Jepang agar Indonesia menambah volume ekspor gas alam cair atau LNG ke Jepang. Kenaikan permintaan LNG itu sebagai dampak kerusakan sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang.
"Sudah kami siapkan, tetapi kelihatannya akan dibawa ke Kantor Menko Perekonomian untuk keputusannya. Hasil kajian sudah hampir selesai, finalisasi hari ini," ujar Evita.
Ada beberapa opsi yang telah dikaji, salah satunya adalah penambahan volume ekspor LNG ke Jepang. Opsi lain adalah percepatan ekspor LNG ke Jepang untuk segera memenuhi kebutuhan kenaikan LNG. "Jadi jatah ekspor LNG untuk Jepang dikirim lebih cepat dari jadwal. Kan kita mempunyai rencana setahun, bisa penambahan atau percepatan," kata Evita.
Sebelumnya Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi Gde Pradnyana menyatakan, BP Migas telah memberi rekomendasi atau pandangan terkait kemungkinan kelebihan produksi LNG di sejumlah lapangan migas di Indonesia. Sejauh ini pasokan LNG Indonesia berasal dari Bontang, Arun dan Tangguh. Adapun Blok Natuna belum siap berproduksi.
"Jadi, kemungkinan dari tiga lapangan itu. Pada intinya, semuanya sudah terikat komitmen yang ada, sekarang tergantung pembelinya," kata Gde.
Jika diputuskan pemerintah, BP Migas akan segera melaksanakan dan mencarikan kelebihan produksi dari lapangan migas yang ada.
Evita menyatakan, setelah dikaji lebih lanjut kemungkinan ekspor LNG dari lapangan Arun relatif kecil karena sebagian besar produksinya sudah terserap untuk industri pupuk atau pasar domestik. "Jadi kemungkinan hanya dari Tangguh dan Bontang," ujarnya.
Sumber : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar