http://kosmo.vivanews.com/news/read/203934-bahaya-bakteri-sakazakii-dalam-susu-formula
Angka kematian akibat infeksi E. Sakazakii pada bayi baru lahir sekitar 40-80 persen.
VIVAnews - Terkait dengan pengumuman merek susu formula berbakteri oleh Kementerian Kesehatan RI, isu ini kembali mengundang keingintahuan publik. Kabar tercemarnya sejumlah susu formula dengan bakteri E. Sakazakii tentunya meresahkan banyak orangtua.
Untuk menjawab keingintahuan Anda, kenali bakteri E. Sakazakii dan apa bahayanya terhadap kesehatan bayi dan balita berikut ini
Dikutip dari situs Fakultas Pertanian IPB, Enterobacter sakazakii (dibaca: enterobakter sakazaki-ai) merupakan salah satu patogen gram negatif yang sangat mematikan pada bayi baru lahir, usia 0-6 bulan. Sementara bakteri Sakazakii merupakan ancaman bagi bayi berusia 6-12 bulan.
Angka kematian akibat infeksi E. Sakazakii pada bayi baru lahir sangat tinggi sekitar 40-80 persen terutama pada bayi prematur dan bayi dengan imunitas lebih rendah daripada bayi pada umumnya.
Bakteri ini berada di saluran pencernaan dan ditemukan dalam berbagai produk seperti susu formula, keju, daging, biji-bijian hingga bumbu-bumbuan. Bakteri E. sakazakii berkembang optimal pada kisaran suhu 30-40 derajat Celcius. Kontaminasi E. Sakazakii pada susu formula diperkirakan terjadi pada saat proses produksi.
Bila satu sel bakteri mengkontaminasi, dalam lima hari produk susu tersebut telah mengandung endotoxin yang sangat berbahaya bagi kesehatan bayi. Hal ini, menurut situs tersebut, dibuktikan dari penelitian di seluruh dunia, bukan hanya di IPB.
Hingga kini, berbagai studi terus mencari penyebab kontaminasi susu berbakteri. Diduga, E. Sakazakii mengontaminasi produk susu formula lewat udara. Sehingga, diperlukan mekanisme Hazard Analysis Critical Control Point atau analisis titik penanganan kritis pada bahaya di tingkat produksi susu formula.
Pada penggunaan di rumah, susu bayi pada umumnya disiapkan dengan proses yang minim pemanasan. Biasanya, susu formula hanya dicampur air hangat kuku dengan suhu kurang dari 70°C, yang tidak cukup untuk mematikan bakteri ini.
Racun endotoxin bakteri akan menyebabkan diare, enteritis (radang usus), sepsis (keracunan yg disebabkan oleh hasil proses pembusukan), dan meningitis (peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang).
Disebutkan, infeksi bakteri akan menyebabkan gejala demam dan diare, yang bukan hanya disebabkan bukan hanya E. sakazakii tetapi juga bisa oleh mikroorganisme lainnya. Bila bayi dan balita mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter. (kd)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar